Saturday, September 29, 2007

KONTRAKTOR PROTES PANITIA LELANG RUMAH SAKIT DAERAH CIBINONG



CIBINONG – JBNN: CV Tiga Warna Jaya Abadi, salah satu rekanan peserta lelang pengadaan barang/jasa alat-alat kedokteran di Rumah Sakit Daerah (RSD) Cibinong, Kabupaten Bogor, memprotes sikap Panitia Lelang Badan RSD Cibinong yang dinilai janggal dan tidak transparan dalam pelaksanaan lelang pengadaan barang yang nilainya kurang lebih Rp 10 milyar itu. Sehingga ada indikasi ketidakberesan di dalam menentukan pemenang lelang pada tanggal 20 September lalu. Oleh karena itu, CV Tiga Warna menuntut dilakukan evaluasi ulang atas penilaian dalam pengadaan alat-alat kedokteran tersebut.

Dalam pernyataan persnya, Direktur CV Tiga Warna Jaya Abadi, Legiman, mengungkapkan, kejanggalan dan ketidaktransparanan itu terlihat jelas, di mana perusahaan pemenang lelang, CV Lami, ternyata tidak mencantumkan tanggal pada dokumen Jaminan Penawarannya saat pembukaan penawaran tanggal 3 Agustus lalu. Hal ini jelas melanggar ketentuan, yaitu pada setiap RKS beserta risalah RKS menyebutkan bahwa dokumen yang bermaterai harus ditandatangani, dicap dan bertanggal.
Selain itu, tambah Legiman, pihaknya merasa Panitia Lelang bersikap tertutup alias tidak transparan, karena pengumuman pemenang lelang hanya disiarkan melalui papan pengumuman di RSD Cibinong. Ini menjadi aneh, sebab RSD Cibinong mempunyai fasilitas untuk mengirim faksimile atau surat ke peserta lelang yang lain. "Ini kan mengundang kecurigaan kami, seolah-olah ada yang ditutup-tutupi. Kami nyaris tidak mengetahui kalau saja staf kami tak datang ke RSD," tandas Legiman.

Ditambahkan pula, pihaknya sebagai rekanan yang juga peserta lelang sangat menyesalkan tindakan panitia yang tidak mengungkapkan secara terbuka berapa jumlah nilai yang diperoleh tiap-tiap peserta lelang. "Kenyataannya, keterbukaaan itu tidak diterapkan, malahan cenderung ada upaya untuk menutup-nutupi. Ini ada apa, sepertinya panitia berusaha memaksakan pihak tertentu yang menang, buktinya kami tak tahu berapa jumlah nilai masing-masing peserta. Kan dari nilai itu kami bisa mengetahui bagaimana kita kalah di lelang," katanya.

Lantaran sikap panitia yang tertutup dan tidak profesional itu, CV Tiga Warna Jaya Abadi mengajukan sanggahan atau keberatan kepada panitia lelang sekaligus mendesak dilakukanya evaluasi ulang atas penilaian dalam proses lelang alat-alat kedokteran itu. Kalau hal itu tidak dilakukan, tambahnya lagi, maka bisa dipastikan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di RSD Cibinong akan menjadi cacat hukum. "Kami berharap keberatan kami ini direspons serius oleh panitia," ujar Legiman. (Anwr)




Monday, September 24, 2007

Gara-gara Bugil di Internet, Seorang Siswi SMK di Bogor Dipecat

Bogor (JBNN) - DN (17), Seorang siswi sebuah SMK swasta di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, diprotes puluhan temannya sendiri, Senin (24/9), karena foto bugilnya muncul di Internet.

Para siswa-siswi yang melakukan aksi demo menuntut, agar kepala sekolah memberikan sanksi pemecatan terhadap DN, siswi kelas dua, karena dinilai telah mencemarkan nama baik sekolah.

Puluhan pelajar sebuah sekolah swasta yang berlokasi di tepi alan Raya Parung, Desa Jampang Hambaro, Kecamatan Kemang itu, mengatakan bahwa mereka resah dan merasa malu karena nama sekolahnya tercemar, setelah foto-foto nyaris bugil dari salah seorang teman putri mereka tampil di Internet.

Masyarakat terlanjur tahu, ada siswi di sekolah ini yang nampang bugil di Internet, tapi kepala sekolah belum memberikan sanksi. Kami melakukan aksi demo untuk menyelamatkan nama baik sekolah," kata Rony (17), salah seorang pelajar yang ikut berdemo.

Menurut dia, ia pertama mengetahui foto nyaris bugil teman sekolahnya setelah diperlihatkan oleh salah seorang teman, melalui telepon selulernya.

Saya semula tidak percaya kalau foto-foto itu adalah foto DN teman saya. Saya juga tidak tahu siapa yang memasangnya di Internet, tapi foto-foto itu telah tersebar di Internet," kata dia.

Seorang guru di SKM tersebut (EDY), menegaskan bahwa pihak sekolah sudah memutuskan untuk memberhentikan DN dari sekolah itu, setelah foto-fotonya muncul di Internet. (Edi P.)



Wednesday, March 14, 2007

WARGA SELAWANGI TOLAK HASIL PILKADES

TANJUNGSARI-Pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) yang dilakukan secara serentak di hampir 200 desa se Kabupaten Bogor hari minggu lalu (11/3), ternyata menyisakan persoalan serius di sejumlah desa. Permasalahan yang muncul adalah seputar dugaan kecurangan yang berujung pada tuntutan pembatalan hasil pemilihan.
Hal ini seperti yang terjadi di Desa Selawangi, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor. Selasa pagi. 13/03/2007, Ribuan warga melakukan aksi demo di Kantor Kecamatan Tanjungsari menuntut dibatalkannya hasil pilkades dengan alasan cacat hukum. Aksi warga terjadi menyusul ditemukannya indikasi tiga bentuk kecurangan yang dilakukan oleh pihak panitia penyelenggara yang menguntungkan salah satu calon yang menang, yakni Zukardi.

Menurut E.Anwar, seorang tokoh masyarakat setempat yang menjadi Koordinator Lapangan (Korlap) pada aksi massa tersebut, ketiga bentuk kecurangan yang dilakukan pihak panitia adalah; ditemukannya bukti warga yang tidak memiliki hak pilih diikutsertakan melakukan pencoblosan; kedua, ditemukannya warga yang mencoblos hingga lebih dari satu kali; ketiga, warga yang tidak dapat hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibenarkan oleh pihak panitia untuk diwakili. Ribuan warga melakukan aksi demo di Kantor Kecamatan Tanjungsari menuntut dibatalkannya hasil pilkades dengan alasan cacat hukum. Aksi warga terjadi menyusul ditemukannya indikasi tiga bentuk kecurangan yang dilakukan oleh pihak panitia penyelenggara yang menguntungkan salah satu calon yang menang, yakni Zukardi. Selain itu, masih kata E.Anwar, ditemukan juga sekitar 106 pemilih yang tidak dapat mencoblos karena dianggap terlambat hadir. Dengan bukti tersebut, E.Anwar yang mewakili warga Desa Selawangi, menuntut pembatalan hasil pilkades. “Kami inginkan malam ini juga ada keputusan mengenai dibatalkannya hasil Pilkades Selawangi karena cacat hukum,” jelas E.Anwar via telepon selulernya sore kemarin (13/3). Untuk mengumpulkan bukti-bukti baru lebih banyak lagi dan untuk dukungan warga lainnya secara lebih luas, E.Anwar yang juga aktifis LSM TRANSPARANSI ini, beserta beberapa warga membentuk Posko pengaduan pilkades. Ribuan warga melakukan aksi demo di Kantor Kecamatan Tanjungsari menuntut dibatalkannya hasil pilkades dengan alasan cacat hukum. Aksi warga terjadi menyusul ditemukannya indikasi tiga bentuk kecurangan yang dilakukan oleh pihak panitia penyelenggara yang menguntungkan salah satu calon yang menang, yakni Zukardi.

Sementara itu, Royani, salah seorang warga yang menyaksikan temuan-temuan kecurangan yang dilakukan Panitia Pilkades Selawangi mengaku heran ada warga yang boleh mewakili untuk mencoblos pemilih yang tidak datang ke bilik suara.
Hal senada dikatakan Jauhari yang menyaksikan keanehan-keanehan panitia dalam memberikan hak pilih demi mendukung salah satu calon. “Masak ada warga luar yang tidak terdaftar sebagai pemilih bisa mencoblos di wilayah kami, dan ada pemilih yang mencoblos hingga dua kali,” tandas Sakri yang melaporkan kejadian tersebut ke Posko pengaduan Pilkades Selawangi.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, hak pilih di Desa Selawangi sebanyak 4. 5008 orang. Pemilih yang tidak hadir mencapai 513 orang. Sementara pemilihannya sendiri dimenangkan oleh Zukardi, calon nomor 5 dengan raihan suara sebanyak 1.118 suara. Sementara itu Ketua Panitia Pilkades Selawangi, Kacamatan Tanjungsari Saripudin, mengatakan pihaknya masih membicarakan masalah ini dengan pihak kecamatan. “Mengenai tuntutan warga tentunya kami akan mengakomodir asalkan sesuai aturan dan mekanisme yang menjadi kesepakatan. Adapun mengenai dapat dibatalkan atau tidak, itu bukan wewenang kami,” jelasnya.

Namun E.Anwar sendiri menyatakan tetap akan menuntut hingga ke jalur hukum sesuai dengan temuan-temuan yang didapat. “Kami akan mengajukan upaya hukum dengan mengandeng beberapa pengacara untuk menindaklanjuti kasus ini,” jelasnya singkat. (GBRN)

Friday, February 09, 2007

MENHUT DESAK BPN UNTUK EVALUASI HGU DI KAWASAN BOPUNCUR


Bogor, JBN- Menteri Kehutanan MS Kaban mendesak Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan evaluasi terhadap izin Hak Guna Usaha (HGU) di kawasan Bogor, Puncak, dan Cianjur (Bopuncur), Jawa Barat agar lahan-lahan itu kembali difungsikan sebagai daerah resapan air.BPN harus mencabut izin HGU di kawasan Bopuncur karena selama tiga tahun ini lahan-lahan itu tidak produktif," katanya di acara "Indonesia Menanam" di kawasan Taman Hutan Hambalang, di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Departemen Kehutanan dalam hal ini memiliki keterbatasan otoritas dalam wilayah tertentu seperti halnya pemberian izin HGU karena itu merupakan wewenang BPN, demikian ungkapnya. Penegasan menteri kehutanan ini untuk klarifikasi bahwa selama ini Departemen Kehutanan selalu dianggap tidak mampu dalam mengatasi kerusakan hutan sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan air," katanya. Menurut Kaban, bila HGU di kawasan Bopuncur bisa dicabut, maka Departemen Kehutanan pun bisa mengfungsikan kembali kawasan-kawasan itu menjadi daerah resapan air dengan melakukan penanaman kembali pohon sesuai dengan program "Indonesia Menanam".

Jadi penggunaan-penggunaan ruang yang cenderung mengganggu daerah-daerah resapan air harus dievaluasi kembali sesuai Inpres tentang penataan ruang Bopuncur yang harus dilaksanakan," katanya. Ia menambahkan, bila perubahan daerah resapan air menjadi tempat tinggal atau komersial itu tidak segera diatasi maka daerah hilir khususnya DKI Jakarta akan mengalami banjir terus menerus. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembangunan yang sinergi antara kawasan hulu khususnya Bopuncur dengan penataan ruang di DKI Jakarta secara baik," katanya. (NG)

Thursday, February 08, 2007

DUA GURANDIL TEWAS

Bogor,-JBN-:Dua penambang liar (gurandil) yang diduga menghirup udara beracun tewas di lokasi penambangan biji timah di Kampung Cijamak, Petak 7 Blok 3, Desa Bangun Jaya Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kedua korban yaitu, Asri, 26 tahun dan Hendri, 32 tahun, ditemukan oleh temannya dalam kondisi tak bernyawa, Rabu sore lalu. Namun penemuan mayat ini baru dilaporkan ke Kepolisian Sektor Cigudeg, Kamis (8/2) siang. “Mereka diduga kehabisan oksigen atau menghirup udara beracun,” kata Usman, kawan korban.

Kepala Kepolisian Sektor Cigudeg, Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Winter Time’s, membenarkan adanya peristiwa kecelakaan tersebut. Saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Kami sudah
perintahkan untuk menutup lokasi tambang liar tersebut, ujarnya. (GBRN)

Monday, February 05, 2007

Ratusan Rumah di Bogor Rusak Diterjang Tanah Longsor


Cibinong (JBN) - Proses evakuasi korban bencana alam tanah longsor yang merusak ratusan rumah di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), masih dilakukan hingga Senin petang, karena sulitnya medan di lokasi bencana, yakni di lereng Gunung Pancar. Evakuasi korban masih terus dilakukan hingga Senin petang, karena medan yang sulit dijangkau," kata anggota Polsek Babakan Madang, Aiptu Teguh Irianto kepada ANTARA News, Senin malam. Apalagi jalan menuju ke lokasi bencana kondisinya rusak parah dan licin, sehinga ada bagian yang harus dibuat ruas jalan baru.
Bencana alam tanah longsor di Desa Karang Tengah, terjadi pada Minggu (4/2) malam sekitar pukul 21.00 WIB itu telah merusakkan sekitar 416 rumah. Sekitar 200 rumah rusak berat dan sekitar 216 rumah lainnya, rusak sedang dan ringan.
Sebelumnya, pada Sabtu (4/2) petang, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang. Menurut warga setempat, rumah yang rusak di desa itu sebanyak 302 rumah. Namun Teguh Irianto menyatakan, jumlah pastinya belum diketahui karena ia baru tugas piket pada Senin ini. Warga dari dua desa tersebut diungsikan petugas keamanan dari jajaran TNI, Polri, dan tim SAR ke lokasi yang dinilai aman, yakni di sebuah sekolah dasar (SD) dan sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang jaraknya sekitar lima kilometer dari lokasi bencana dan hanya sekitar 500 meter dari Kantor Desa Karang Tengah. Ada sekitar 8.000 jiwa yang telah diungsikan di dua lokasi tersebut. "Pada Senin ini, ada sebanyak 2.039 jiwa yang diungsikan," kata Teguh. Sedangkan, di kantor Desa Karang Tengah saat ini dijadikan Posko relawan, yakni dari jajaran TNI, Polri, dan tim SAR yang meliputi RAPI, FKPPI, FKPM, dan petugas kesehatan.

Bantuan kebutuhan saat ini untuk para korban, seperti beras, mie instan, makanan kaleng, sudah mulai berdatangan dari para donator," katanya. Menurut Esih, warga Kampung Wangun 2 dan Ery, warga Kampung Cimandala, bencana longsor yang terjadi di Desa Karang Tengah, dimulai dari suara ledakan yang terjadi di lereng Gunung Pancar di Kampung Cimandala dan Kampung Wangun 2, pada Minggu (4/2) petang menjelang Maghrib. Dari arah suara ledakan tersebut, warga ada yang melihat seperti percikan api, dan setelah itu terjadi getaran. Karena panik, katanya, warga mulai mengemas barang yang bisa dibawa dan keluar dari rumah. Kemudian, pada malamnya terjadi longsor. Bencana tanah longsor ini meskipun merusakkan ratusan rumah, tapi tidak ada korban jiwa.(antara/anwr)

BENCANA LONGSOR MENIMPA WILAYAH BOGOR
BOGOR –JBN-Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bogor sekitarnya ternyata telah menimbulkan kerugian dan musibah terhadap masyarakat. Berikut ini beberapa wilayah yang terkena dampak longsor akibat hujan lebat selama beberapa hari belakangan ini.

Di Kecamatan Megamendung
Hingga Minggu (4/1) kemarin, akibat longsor telah menewaskan sebanyak 6 (enam) orang,, puluhan rumah rusak berat dan ringan serta ratusan Kepala Keluarga (KK) terpaksa diungsikan. Sabtu sore (3/2) hingga Minggu malam (4/2), korban yang meninggal dialami Sahrudin dan Esih (47), guru SD Megamendung 03, warga Kampung Bengkom, Desa Sirnagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Para korban meninggal tertimbun longsor saat sedang mengajar. Korban meninggal juga menimpa Marpu’ah, warga Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung. Di wilayah tersebut, terdapat sebanyak enam rumah termasuk rumah Marpu’ah yang tertimbun longsor. Hingga Minggu siang (4/2), penggalian oleh warga, Tim SAR Kabupaten Bogor dan TNI masih terus dilakukan. Akan tetapi karena kondisi hujan yang terus mengguyur, penggalian dihentikan sementara. “Karena cuaca buruk, mungkin besok akan dilanjutkan,” kata seorang tentara dari Yonif 315 Kujang.

Di Kecamatan Megamendung sendiri, terjadinya bencana longsor dan banjir hampir merata di setiap desa. Namun yang terbilang cukup besar terjadi di Desa Megamendung, Cipayung Girang, Sukakarya, Kampung Cijeruk Desa Sukamanah dan di Desa Sukamahi. longsor di Kampung Bojong Kaso RT 13/4 dan banjir di Kampung Pabuaran RT 11/3,” ujar Kades Sukamahi, Encep Subandi. Amukan aliran Sungai Ciliwung juga menghantam Hotel Pramesthi, di Desa Gadog, yang lokasinya memang di tengah membelah Sungai Ciliwung. Di samping itu, perempatan Gadog yang berdaratan rendah juga terendam banjir. Semua korban longsor di Kecamatan Megamendung, mulai Sabtu malam (3/2) telah diungsikan ke Wisma TNI Megamendung.

Di Kecamatan Cisarua
Korban selanjutnya adalah Jamal (40) dan putrinya Riska (19). Keduanya adalah warga Depok penunggu sebuah vila di Kampung Sukamulya, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Jamal dan Riska, Minggu (3/2) sore hari kemarin, terbawa longsor kemudian terseret arus Sungai Ciliwung yang berada di dekat vila yang ditungguinya. Hingga Minggu sore (4/2), Jamal masih belum ditemukan. Sementara Riska yang juga terseret derasnya air Sungai Ciliwung, ditemukan sudah tak bernyawa oleh warga Kampung Peundeuy, Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi, pada Minggu siang (4/2). Jasad Riska oleh warga dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Ciawi.

Kades Tugu Utara, Jajat Sudrajat, menyebutkan, debit air Sungai Ciliwung pada Sabtu dan Minggu kemarin, terus naik. “Sejak pagi saya terus keliling dan setiap 10 menit sekali saya berkoordinasi dengan Pak Camat. Alhamdulillah di Desa Tugu Utara tidak ada korban jiwa maupun rumah tertimbun longsor,” katanya. Sementara itu di Kampung Cidokom, sebanyak enam rumah tertimbun longsor, tiga rumah serta satu masjid rusak berat. Di Kampung Cijulang, Desa Kopo juga sama, sebanyak tiga rumah tertimbun longsor dan sembilan rumah rusak berat. Demikian pula di kampung Citalingkup dan Cikoneng. Bahkan akibat tiga rumah di Cikoneng tertimbun longsor, telah merenggut nyawa Komarudin bin Tarip (83).

Di Kecamatan Caringin
Di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, tak ada korban jiwa. Namun rumah milik H. Ajid di Kampung Dukuh, Desa Ciderum, tertimbun longsoran tanah tebingan. Demikian juga sebuah rumah warga di Kampung Leumah Neundeut, Desa Pancawati. Di Kecamatan Caringin, kebanyakan longsor yang terjadi telah memporak-porandakan perkebunan, pesawahan dan tebingan.

Kecamatan Cijeruk
Di Kecamatan Cijeruk Tak jauh berbeda dengan wilayah lain, di Kecamatan Cijeruk pun terjadi hal serupa. Longsor telah meluluhlantakkan rumah Anih dan Heri, warga Kampung Cijeruk RT 1/5. Akibat hujan deras pada Minggu (3/2) kemarin, rumah mereka ambrol dihajar runtuhan tanah. Bencana longsor juga telah membuat ambrol badan Jalan Tajur Halang seluas 100 meter persegi, sehingga membuat arus lalu lintas melintasi lokasi tersebut terhambat. Semua korban langsung dievakuasi ke rumah sudaranya masing-masing. Pihak kecamatan telah memberikan bantuan makanan siap saji seperti mi instant dan sembako.

Di Kecamatan Ciawi
Sementara itu, di Kecamatan Ciawi, setidaknya bencana longsor telah terjadi di empat desa. Masing-masing Desa Banjarwaru, Banjarsari, Jambu Luwuk dan Desa Bendungan. Kejadian hampir bersamaan pukul 13.30 wib siang hari. Rumah yang rusak dua bangunan di Desa Bendungan di depan Puskesmas, yang lainnya rusak ringan, sedangkan di Jambu Luwuk perumahan warga terendam.(NG)

Tuesday, December 19, 2006

KADES DIDUGA MENCABULI
ANAK DIBAWAH UMUR

CARIU-JBN: KM salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Cariu (16/11) dilaporkan ke Mapolres Bogor karena diduga telah mencabuli anak di bawah umur. Titin (bukan nama sebenarnya-15) digagahi sang kades disebuah Villa dikawasan Puncak pada 27 Oktober lalu.Ironisnya, semenjak dilaporkan, pihak korban mengaku kecewa karena tidak adanya tindak lanjut atau pengusutan dari kasus tersebut, baik itu proses hukum maupun sanksi administrasi pemerintahan.
Ironisnya kasus pencabulan ini dilakukan oleh aparatur pemerintahan yang seharusnya memberikan teladan yang baik bagi warga maupun generasi muda didaerahnya. Apalagi selain menjabat sebagai kades, KM juga merupakan Pembina di SMP terbuka dimana Titin bersekolah. Menurut sumber JBN, kejadian ini berawal ketika Titin diajak jalan-jalan oleh Minah (diduga sebagai germonya), kemudian ia dipertemukan dengan sang kades yang sudah menunggu disebuah Villa dikawasan Puncak. Sesampainya di villa tersebut, Titin disuguhi air mineral yang ternyata sudah dicampur dengan semacam obat bius yang membuat Titin tak sadarkan diri. Tidak lama kemudian, sekitar 15 menit ia merasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan.Dalam keadaan tak sadarkan diri inilah, Titin digarap sang kades pada salah satu kamar di villa tersebut, sementara Minah menunggu diruang tamu. Dan begitu siuman Titin langsung berteriak karena mendapati tubuhnya telanjang bulat, walaupun kemudian di bujuk oleh sang kades dan Minah untuk tidak panik, karena ia akan bertanggungjawab. Hanya saja ketika sepakat untuk pulang, dikawasan Cariu, Titin diturunkan dijalan dan diberi uang sebesar Rp 500 ribu sebelum pulang. Tidak menerima perlakuan tersebut, kemudian Titin melaporkan kejadian tersebut pada orang tuanya yang langsung marah mendengar cerita Titin.

Hanya saja, sang orangtuanya tidak begitu saja mempercayainya, makanya keesokan harinya ia menanyakan langsung pada sang kades, walaupun sang kades terus berkelit. Akhirnya AM (32) ibu kandung Titin melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Bogor dengan pengaduan Nopol LP/1683/K/XI/2006/RES BGR. Dan atas anjuran petugas akhirnya Titin langsung divisum di RSUD Cibinong.Pihak keluarga mendesak pada Kapolres Bogor agar segera mengungkap tuntas kasus pencabulan pada anak dibawah umur tersebut, dan menagkap pelakunya. (Anwr)