Friday, February 09, 2007

MENHUT DESAK BPN UNTUK EVALUASI HGU DI KAWASAN BOPUNCUR


Bogor, JBN- Menteri Kehutanan MS Kaban mendesak Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan evaluasi terhadap izin Hak Guna Usaha (HGU) di kawasan Bogor, Puncak, dan Cianjur (Bopuncur), Jawa Barat agar lahan-lahan itu kembali difungsikan sebagai daerah resapan air.BPN harus mencabut izin HGU di kawasan Bopuncur karena selama tiga tahun ini lahan-lahan itu tidak produktif," katanya di acara "Indonesia Menanam" di kawasan Taman Hutan Hambalang, di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Departemen Kehutanan dalam hal ini memiliki keterbatasan otoritas dalam wilayah tertentu seperti halnya pemberian izin HGU karena itu merupakan wewenang BPN, demikian ungkapnya. Penegasan menteri kehutanan ini untuk klarifikasi bahwa selama ini Departemen Kehutanan selalu dianggap tidak mampu dalam mengatasi kerusakan hutan sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan air," katanya. Menurut Kaban, bila HGU di kawasan Bopuncur bisa dicabut, maka Departemen Kehutanan pun bisa mengfungsikan kembali kawasan-kawasan itu menjadi daerah resapan air dengan melakukan penanaman kembali pohon sesuai dengan program "Indonesia Menanam".

Jadi penggunaan-penggunaan ruang yang cenderung mengganggu daerah-daerah resapan air harus dievaluasi kembali sesuai Inpres tentang penataan ruang Bopuncur yang harus dilaksanakan," katanya. Ia menambahkan, bila perubahan daerah resapan air menjadi tempat tinggal atau komersial itu tidak segera diatasi maka daerah hilir khususnya DKI Jakarta akan mengalami banjir terus menerus. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembangunan yang sinergi antara kawasan hulu khususnya Bopuncur dengan penataan ruang di DKI Jakarta secara baik," katanya. (NG)

Thursday, February 08, 2007

DUA GURANDIL TEWAS

Bogor,-JBN-:Dua penambang liar (gurandil) yang diduga menghirup udara beracun tewas di lokasi penambangan biji timah di Kampung Cijamak, Petak 7 Blok 3, Desa Bangun Jaya Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kedua korban yaitu, Asri, 26 tahun dan Hendri, 32 tahun, ditemukan oleh temannya dalam kondisi tak bernyawa, Rabu sore lalu. Namun penemuan mayat ini baru dilaporkan ke Kepolisian Sektor Cigudeg, Kamis (8/2) siang. “Mereka diduga kehabisan oksigen atau menghirup udara beracun,” kata Usman, kawan korban.

Kepala Kepolisian Sektor Cigudeg, Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Winter Time’s, membenarkan adanya peristiwa kecelakaan tersebut. Saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Kami sudah
perintahkan untuk menutup lokasi tambang liar tersebut, ujarnya. (GBRN)

Monday, February 05, 2007

Ratusan Rumah di Bogor Rusak Diterjang Tanah Longsor


Cibinong (JBN) - Proses evakuasi korban bencana alam tanah longsor yang merusak ratusan rumah di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), masih dilakukan hingga Senin petang, karena sulitnya medan di lokasi bencana, yakni di lereng Gunung Pancar. Evakuasi korban masih terus dilakukan hingga Senin petang, karena medan yang sulit dijangkau," kata anggota Polsek Babakan Madang, Aiptu Teguh Irianto kepada ANTARA News, Senin malam. Apalagi jalan menuju ke lokasi bencana kondisinya rusak parah dan licin, sehinga ada bagian yang harus dibuat ruas jalan baru.
Bencana alam tanah longsor di Desa Karang Tengah, terjadi pada Minggu (4/2) malam sekitar pukul 21.00 WIB itu telah merusakkan sekitar 416 rumah. Sekitar 200 rumah rusak berat dan sekitar 216 rumah lainnya, rusak sedang dan ringan.
Sebelumnya, pada Sabtu (4/2) petang, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang. Menurut warga setempat, rumah yang rusak di desa itu sebanyak 302 rumah. Namun Teguh Irianto menyatakan, jumlah pastinya belum diketahui karena ia baru tugas piket pada Senin ini. Warga dari dua desa tersebut diungsikan petugas keamanan dari jajaran TNI, Polri, dan tim SAR ke lokasi yang dinilai aman, yakni di sebuah sekolah dasar (SD) dan sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang jaraknya sekitar lima kilometer dari lokasi bencana dan hanya sekitar 500 meter dari Kantor Desa Karang Tengah. Ada sekitar 8.000 jiwa yang telah diungsikan di dua lokasi tersebut. "Pada Senin ini, ada sebanyak 2.039 jiwa yang diungsikan," kata Teguh. Sedangkan, di kantor Desa Karang Tengah saat ini dijadikan Posko relawan, yakni dari jajaran TNI, Polri, dan tim SAR yang meliputi RAPI, FKPPI, FKPM, dan petugas kesehatan.

Bantuan kebutuhan saat ini untuk para korban, seperti beras, mie instan, makanan kaleng, sudah mulai berdatangan dari para donator," katanya. Menurut Esih, warga Kampung Wangun 2 dan Ery, warga Kampung Cimandala, bencana longsor yang terjadi di Desa Karang Tengah, dimulai dari suara ledakan yang terjadi di lereng Gunung Pancar di Kampung Cimandala dan Kampung Wangun 2, pada Minggu (4/2) petang menjelang Maghrib. Dari arah suara ledakan tersebut, warga ada yang melihat seperti percikan api, dan setelah itu terjadi getaran. Karena panik, katanya, warga mulai mengemas barang yang bisa dibawa dan keluar dari rumah. Kemudian, pada malamnya terjadi longsor. Bencana tanah longsor ini meskipun merusakkan ratusan rumah, tapi tidak ada korban jiwa.(antara/anwr)

BENCANA LONGSOR MENIMPA WILAYAH BOGOR
BOGOR –JBN-Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bogor sekitarnya ternyata telah menimbulkan kerugian dan musibah terhadap masyarakat. Berikut ini beberapa wilayah yang terkena dampak longsor akibat hujan lebat selama beberapa hari belakangan ini.

Di Kecamatan Megamendung
Hingga Minggu (4/1) kemarin, akibat longsor telah menewaskan sebanyak 6 (enam) orang,, puluhan rumah rusak berat dan ringan serta ratusan Kepala Keluarga (KK) terpaksa diungsikan. Sabtu sore (3/2) hingga Minggu malam (4/2), korban yang meninggal dialami Sahrudin dan Esih (47), guru SD Megamendung 03, warga Kampung Bengkom, Desa Sirnagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Para korban meninggal tertimbun longsor saat sedang mengajar. Korban meninggal juga menimpa Marpu’ah, warga Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung. Di wilayah tersebut, terdapat sebanyak enam rumah termasuk rumah Marpu’ah yang tertimbun longsor. Hingga Minggu siang (4/2), penggalian oleh warga, Tim SAR Kabupaten Bogor dan TNI masih terus dilakukan. Akan tetapi karena kondisi hujan yang terus mengguyur, penggalian dihentikan sementara. “Karena cuaca buruk, mungkin besok akan dilanjutkan,” kata seorang tentara dari Yonif 315 Kujang.

Di Kecamatan Megamendung sendiri, terjadinya bencana longsor dan banjir hampir merata di setiap desa. Namun yang terbilang cukup besar terjadi di Desa Megamendung, Cipayung Girang, Sukakarya, Kampung Cijeruk Desa Sukamanah dan di Desa Sukamahi. longsor di Kampung Bojong Kaso RT 13/4 dan banjir di Kampung Pabuaran RT 11/3,” ujar Kades Sukamahi, Encep Subandi. Amukan aliran Sungai Ciliwung juga menghantam Hotel Pramesthi, di Desa Gadog, yang lokasinya memang di tengah membelah Sungai Ciliwung. Di samping itu, perempatan Gadog yang berdaratan rendah juga terendam banjir. Semua korban longsor di Kecamatan Megamendung, mulai Sabtu malam (3/2) telah diungsikan ke Wisma TNI Megamendung.

Di Kecamatan Cisarua
Korban selanjutnya adalah Jamal (40) dan putrinya Riska (19). Keduanya adalah warga Depok penunggu sebuah vila di Kampung Sukamulya, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Jamal dan Riska, Minggu (3/2) sore hari kemarin, terbawa longsor kemudian terseret arus Sungai Ciliwung yang berada di dekat vila yang ditungguinya. Hingga Minggu sore (4/2), Jamal masih belum ditemukan. Sementara Riska yang juga terseret derasnya air Sungai Ciliwung, ditemukan sudah tak bernyawa oleh warga Kampung Peundeuy, Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi, pada Minggu siang (4/2). Jasad Riska oleh warga dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Ciawi.

Kades Tugu Utara, Jajat Sudrajat, menyebutkan, debit air Sungai Ciliwung pada Sabtu dan Minggu kemarin, terus naik. “Sejak pagi saya terus keliling dan setiap 10 menit sekali saya berkoordinasi dengan Pak Camat. Alhamdulillah di Desa Tugu Utara tidak ada korban jiwa maupun rumah tertimbun longsor,” katanya. Sementara itu di Kampung Cidokom, sebanyak enam rumah tertimbun longsor, tiga rumah serta satu masjid rusak berat. Di Kampung Cijulang, Desa Kopo juga sama, sebanyak tiga rumah tertimbun longsor dan sembilan rumah rusak berat. Demikian pula di kampung Citalingkup dan Cikoneng. Bahkan akibat tiga rumah di Cikoneng tertimbun longsor, telah merenggut nyawa Komarudin bin Tarip (83).

Di Kecamatan Caringin
Di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, tak ada korban jiwa. Namun rumah milik H. Ajid di Kampung Dukuh, Desa Ciderum, tertimbun longsoran tanah tebingan. Demikian juga sebuah rumah warga di Kampung Leumah Neundeut, Desa Pancawati. Di Kecamatan Caringin, kebanyakan longsor yang terjadi telah memporak-porandakan perkebunan, pesawahan dan tebingan.

Kecamatan Cijeruk
Di Kecamatan Cijeruk Tak jauh berbeda dengan wilayah lain, di Kecamatan Cijeruk pun terjadi hal serupa. Longsor telah meluluhlantakkan rumah Anih dan Heri, warga Kampung Cijeruk RT 1/5. Akibat hujan deras pada Minggu (3/2) kemarin, rumah mereka ambrol dihajar runtuhan tanah. Bencana longsor juga telah membuat ambrol badan Jalan Tajur Halang seluas 100 meter persegi, sehingga membuat arus lalu lintas melintasi lokasi tersebut terhambat. Semua korban langsung dievakuasi ke rumah sudaranya masing-masing. Pihak kecamatan telah memberikan bantuan makanan siap saji seperti mi instant dan sembako.

Di Kecamatan Ciawi
Sementara itu, di Kecamatan Ciawi, setidaknya bencana longsor telah terjadi di empat desa. Masing-masing Desa Banjarwaru, Banjarsari, Jambu Luwuk dan Desa Bendungan. Kejadian hampir bersamaan pukul 13.30 wib siang hari. Rumah yang rusak dua bangunan di Desa Bendungan di depan Puskesmas, yang lainnya rusak ringan, sedangkan di Jambu Luwuk perumahan warga terendam.(NG)